: Welcome To My Blog

Rabu, 14 Mei 2014

KONSOLIDASI PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG Dan SALING MEMILIKI SAHAM (Indirect and Mutual Holding)



Pengertian Pemilikan Tidak Langsung dan Saling Memiliki Saham
Pada materi sebelumnya, telah dijelaskan mengenai perusahaan afiliasi yang hanya terbatas pada satu perushaan induk dan satu atau lebih perusahaan anak, dan antar perushaan anak tidak ada hubungan satu sama lain. Dengan kata lain, struktur perushaan afiliasi hanya ada satu tingkatan yaitu, perusahaan induk dan perusahaan anak.
            Dalam satu kelompok perusahaan berafiliasi dapat dimungkinkan terjadinya hubungan afiliasi bertingkat. Hal tersebut terjadi, apabila suatu perusahaan anak memiliki hak control (melalui kepemilikan saham) terhadap perusahaan lain.          

a.    Pemilikan Tidak Langsung
Suatu perusahaan yang memiliki hubungan afiliasi bertingkat yang terdiri dari Perusahaan induk-Perusahaan sub induk-Perusahaan anak. Pada hubungan afiliasi tersebut dapat dipahami bahwa Perusahaan induk sudah pasti memiliki hak control terhadap perusahaan anak yang diperoleh dari pemilikan saham tidak langsung.

b.   Saling Memiliki Saham
Hubungan afiliasi akan semakin kompleks jika antar perusahaan induk dan perusahaan anak terjadi saling memiliki saham. Perusahaan induk satu pihak memiliki saham-saham perusahaan anak dan dipihak lain perusahaan anak juga memiliki sebagian saham-saham perusahaan induk. Apabila hal ini terjadi maka laba (rugi) dan atau kenaikan (penurunan) saldo laba yang ditahan selama terjadinya saling  pemilikan dari perusahaan-perusahaan afiliasi akan saling mempengaruhi satu sama lain. Satu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa, terhadap saham-saham perusahaan induk yang dimiliki oleh perusahaan anak tidak boleh diperlakukan sebagai modal saham yang beredar di dalam neraca yang dikonsolidasi. Di dalam neraca konsolidasi hak-hak pemilikan saham oleh perusahaan anak atas perusahaan induk harus dieliminasi.Adapun prosedur eliminasinya dilakukan dengan cara yang sama terhadap hak pemilikan perusahaan induk pada perusahaan anak.

1.    Hak control yang diperoleh dengan pemilikan tidak secara langsung:
a.       Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak control oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
b.      Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya kontrol oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
c.       Hak control yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara perusahaan-perusahaan (anak).
2.    Mutual atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak terjadi setelah perusahaan berjalan

a.      Pemilikan tidak langsung:
-          Pemilikan saham-saham perusahaan anak terjadi sesudah adanya hak control perusahaan induk atas perusahaan sub induk.

Struktur perusahaan afiliasi, dengan adanya hak control yang diperoleh melalui pemilikan tidak langsung akan terdiri dari perusahaan induk, sub induk dan anak. Apabila hal ini terjadi, maka untuk keperluan penyusunan neraca konsolidasi harus dimulai dengan menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi pada rekening-rekening hak-hak para pemegang saham perusahaan anak, serta pengaruhnya terhadap perusahaan sub induk dan perusahaan induk.

Contoh :
PT. OPA membeli 400 lembar saham-saham PT. PAPA dengan harga @ Rp75.000 per lembar pada tanggal 1 Januari 1976. Satu tahun kemudian tepatnya pada tanggal 1 Januari 1977 PT. PAPA membeli 450 lembar saham-saham PT. ANA dengan harga @ Rp 70.000. Baik PT. OPA, PT. PAPA maupun PT. ANA masing-masing mempunyai (modal) saham yang beredar sebanyak 500 lembar, nominal @ Rp50.000/lembar. Berikut ini data mengenai saldo laba yang ditahan pada tanggal 31 Desember 1975, laba (rugi) usaha serta deviden yang dibagikan dalam dua tahun berturut-turut untuk masing-masing perusahaan.
Keterangan
PT. Opa (Rp)
PT. Papa (Rp)
PT. Ana (Rp)
LYD 31 Desember 1975
60.000.000
15.000.000
2.500.000
Laba (Rugi) usaha 1976
7.500.000
(3.750.000)
2.500.000
Pembagian Deviden Desember 1977
2.500.000
2.500.000
1.250.000
Laba (Rugi) usaha 1977
(5.000.000)
7.500.000
3.750.000
Dari data diatas, maka pengaruh perubahan hak para pemegang saham pada perusahaan anak terhadap rekening investasi saham dan saldo LYD pada buku-buku perusahaan induk masing-masing menurut metode harga perolehan dan metode equity akan dijelaskan pada tabel berikut
Keterangan
Metode Harga Perolehan
Metode Equity
Buku-buku PT. OPA
Buku-buku PT. PAPA
Buku-buku PT. OPA
Buku-buku PT. PAPA
Inv. Saham
LYD
Inv. Saham
LYD
Inv. Saham
LYD
Inv. Saham
LYD
PT. PAPA
PT. ANA
PT. PAPA
PT. PAPA
31 Des 1975, saldo

60,000,000

15,000,000

60,000,000

15,000,000
1 Januari 1976, beli 400 lbr








saham PT. PAPA, harga








@ Rp. 75,000/lbr
30,000,000



30,000,000



31 Des 1976, L/R usaha:








PT. OPA'= Rp. 7.500.000

7,500,000



7,500,000


PT. PAPA'= (Rp. 3.750.000)



(3,750,000)
(3,000,000)
(3,000,000)

(3,750,000)

30,000,000
67,500,000

11,250,000
27,000,000
64,500,000

11,250,000
1 Jan 1977, beli 450lbr saham








PT. ANA, harga '@ Rp.70.000


31,500,000



31,500,000

Desember 1977, pembagian








deviden:








PT. OPA '= Rp. 2.500.000

(2,500,000)



(2,500,000)


PT. PAPA '=Rp. 2.500.000

2,000,000

(2,500,000)
(2,000,000)


(2,500,000)
PT. ANA '= Rp. 1.250.000



1,125,000


(1,125,000)


30,000,000
67,000,000
31,500,000
9,875,000
25,000,000
62,000,000
30,375,000
8,750,000
31 Desember 1977, L/R usaha








1. PT. ANA'= Rp. 3.750.000






3,375,000
3,375,000
2. PT. PAPA'= Rp. 7.500.000



7,500,000



7,500,000
PT. PAPA








Laba PT. ANA Rp. 3.375.000








    Rp. 10.875.000








3. PT. OPA: Rugi Usaha








(Rp.5.000.000)80% Laba

(5,000,000)



(5,000,000)


PT. PAPA Rp. 10.875.000




8,700,000
8,700,000



30,000,000
62,000,000
31,500,000
17,375,000
33,700,000
65,700,000
33,750,000
19,625,000


Tidak ada komentar:

Posting Komentar