Senin,
9 Desember 2013 adalah hari yang amat menyedihkan bagi bangsa Indonesia dan dunia
perkereta apian Nasional. Indonesia kembali berduka pasalnya siang itu sekitar
jam 11.30 kereta commuter line jurusan serpong tanah abang menabrak truck
pengangkut BBM (Bahan Bakar Minyak) di perlintasan kereta api bintaro, jakarta
selatan. Betapa terkejutnya aku ketika berita ini di tayangkan di berbagai
televisi secara langsung, dengan keadaan gerbong kereta terdepan yaitu gerbong
khusus wanita yang terbakar dan anjlok begitupun truck pengangkut BBM yang
sudah terbakar. Kronologis terjadinya peristiwa ini karena truck masuk kedalam
jalur kereta sedangkan kereta sudah akan mendekat, menurut beberapa saksi
mengatakan palang pintu perlintasan tidak tertutup secara penuh dan tidak
terdengar adanya peringatan akan masuk kereta di perlintasan itu padahal penjaga
kereta sudah memberi tahu bahwa akan ada kereta yang melintas akan tetapi sang
supir dan kernet kereta tetap nekat sehingga peristiwa tabrakan itu tak bisa di
hindari. Mendengar, melihat dan menyaksikan peristiwa ini di berbagai media
sungguh aku tak membayangkan bagaimana suasana di dalam kereta itu, sejak
peristiwa itu terjadi aku selalu mengikuti perkembangan beritanya hingga aku
tahu bagaimana sebenarnya perjuangan ataupun pengorbanan masinis dan teknisi
kereta itu untuk menyelamatkan penumpangnya.
Tercatat
7 orang meninggal dunia termasuk Darman Masinis Kereta, Sopyan Hadi Teknisi dan
Agus Asisten masinis. Berdasarkan informasi yang di dapatkan dari beberapa
penumpang di dalam kereta sebelum kereta menabrak truck, masinis sempat memberi
tahu penumpang dan memerintahkan sopyan hadi agar meminta penumpang di gerbong
satu untuk mundur bahkan sang teknisi ini pun sempat menggendong anak kecil
yang ia pindahkan ke gerbong ke tiga. Jika ia berpikir untuk menyelamatkan
dirinya sendiri, ia bisa saja tetapi setelah memerintahkan penumpang untuk
mundur ke gerbong berikutnya dan menyelamatkan anak kecil lalu berusaha membuka
pintu otomatis, ia kembali bersama masinis dan asisten masinis untuk bersama –
sama melakukan apa yang bisa mereka lakukan akan tetapi api yang sudah melalap
gerbong pertama kereta dan kabin masinis membuat mereka tak bisa menyelamatkan
diri dan akhirnya menjadi para syuhada yang membanggakan para keluarga karena
mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan penumpang.
Peristiwa tabrakan kereta yang
terjadi di Bintaro bukan pertama kali terjadi, pada tahun 1987 telah terjadi
tabrakan kereta dengan kereta di karenakan salah satu masinis dianggap lalai
dalam tugas karena memberangkatkan kereta sebelum waktu keberangkatan, akibat
peristiwa ini 156 orang meninggal dunia. Dari peristiwa ini kita memang tidak
pernah mengetahui kapan musibah dan maut itu akan datang dan kepada siapa..
tetapi dari peristiwa ini kita belajar arti dari sebuah pengorbanan dan
pengabdian pada tugas yang diembannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar