Perhitungan likuiditas, Solvabilitas
dan Rentabilitas
Analisis
ratio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan
laba rugi yang memberikan gambaran mengenai penilaian terhadap suatu perusahaan
tertentu. Analisis ratio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan
reaksi para calon investor dan kreditor yang dapat digunakan untuk memperoleh
dana.
Kita
akan coba menghitung analisis rasio keuangan pada PD ASIH JAYA, SEMARANG dan
disajikan data laporan keuangan seperti berikut :
PERHITUNGAN
ANALISIS RATIO :
1. Ratio
Likuiditas
Menunjukkan
besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat
jatoh tempo.
a. Current
Ratio
Ratio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Current ratio = Aktiva Lancar = Rp . 38.700.000 = 2,56x atau 256%
Hutang
Lancar Rp . 15.100.000
CR
(Current Ratio) menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditor jangka pendek,
semakin tinggi CR maka akan semakin bagus bagi kreditor jk.pendek, namun CR
yangtinggi belum menjamin segera dibayarnya hutang jk.pendek jika jatoh tempo
jika proporsi aktiva lancarnya tidak menguntungkan. CR yang terlalu tinggi
kurang baik bagi perusahaan karena menunjukkan terjadinya kelebihan uang kas.
Analisis :
CR
PD Asih Jaya sebesar 256% yang diperoleh dengan perbandingan aktiva lancar
sebesar 38.700.000 dan hutang lancar sebesar 15.100.000 hal ini berarti setiap
Rp 1 hutang lancar sudah dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,56
b. Quick
Ratio
Ratio yang digunakan
perusahaan untuk membayar hutang jk. pendeknya dengan tidak memperhitungkan
persediaan.
QR
= Total Aktiva – Persediaan = Rp
38.700.000 – Rp 18.000.000 = 1,37 atau
137%
Hutang Lancar Rp 15.100.000
Analisis :
QR PD Asih Jaya
sebesar 137% diperoleh dari Total aktiva – persediaan sebesar 20.700.000 dan
hutang lancar sebesar 15.100.000, hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar
sudah dapat dijamin oleh quick asset sebesar Rp 1,37
c. Cash
Ratio
Ratio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan uang kas
yang dimiliki. Semakin tinggi cash ratio ini bagi kreditor semakin baik, namun
bagi perusahaan menunjukkan idle fund yang besar.
CR = Kas + Surat
Berharga = Rp 8.500.000 =
0,56 atau 56%
Hutang Lancar Rp 15.100.000
Analisis :
CR
PD Asih Jaya sebesar 56% yang diperoleh dari perbandingan kas sebesar 8.500.000
dengan hutang lancar sebesar 15.100.000, hal ini berarti setiap Rp 1 hutang
lancar belum dapat dijamin oleh cash asset sebesar 0,56
2.
2. Ratio Solvabilitas
Ratio solvabilitas
disebut juga ratio leverage yaitu ratio yang mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan
tersebut. Semakin besar ratio ini maka semakin besar ketergantungan perusahaan
terhadap kreditor.
a.
Total Debt to Equity
Ratio
Perbandingan antara
hutang – hutang dan equitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
TDE = Total Hutang =
Rp 15.100.000 = 0,42 atau 42%
Modal Sendiri Rp 36.150.000
Analisis
:
Ratio hutang modal
sebesar 42% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp 15.100.000
dan modal sendiri sebesar 36.150.000 ini berarti perusahaan bisa menutupi
hutang sebesar Rp 0,42
b. Total
Debt To Total Asset Ratio
Ratio ini menunjukkan besarnya hutang
yang dimiliki perusahaan dibanding dengan kekayaan yang dimiliki.
TD to TA = Total
Hutang = Rp 15.100.000 = 0,29 atau 29 %
Total
Aktiva Rp 51.250.000
3. Ratio
Rentabilitas
Ratio
rentabilitas disebut juga ratio profitabilitas yaitu ratio yang berhubungan
dengan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Ratio profitabilitas
berhubungan dengan penjualan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut.
a. Gross
Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Ratio ini menggaambarkan laba kotor
yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
GPM = Laba Kotor = Rp 29.500.000 = 0,315 atau 31,5%
Penjualan
Rp 93.500.000
b. Net
Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Ratio yang digunakan
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume
penjualan.
NPM = Laba setelah
pajak = Rp 14.150.000 = 0,15 atau 15%
Penjualan Rp 93.500.00
c.
Earning Power of Total
Investment
Ratio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan netto.
Earning Power of Total
Investment = Laba sebelum Pajak
Total Aktiva
= Rp 18.650.000 = 0,36 atau 36%
Rp 51.250.000
d. Return
on Equity ( Pengembalian atas equitas )
Ratio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasiklan keuntungan bagi
seluruh pemegang saham.
Return on Equity = Laba
setelah pajak = Rp
14.150.000 = 0,39
Equitas Pemegang Saham Rp
36.150.000
Demikian
penjelasan mengenai analisis ratio keuangan dan perhitungan rumus – rumusnya
... semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar